Sabtu, 01 Desember 2012

Mengenal Konsep Gender


Dalam common sense, kata Gender identik dengan perempuan. Padahal konsep gender juga mencakup wanita dan lelaki. Ada landasan normatif dari al-Qur’an (an-Nahl : 97).
Gender dan sex dalam kamus Inggris sama-sama berarti jenis kelamin. Namun demikian harus dibedakan antara konsep sex dan gender. Sex lebih pada sisi biologis, sedangkan gender adalah hasil bentukan konstruksi buadaya. Dengan demikian sex bersifat kodrati given dan gender adalah hal-hal yang diajarkan dan dapat dirubah.  Di dalam perbendaharaan bahasa Arab, kata gender bisa disejajarkan dengan an-nisa dan ar-rijal sedangkan sex diwakili oleh kata al-untsa dan adz-dzikr. (kaji lebih jauh).
Jadi, gender adalah perbedaan sikap, peran, dan tanggung jawab laki dan perepmuan yang dibentuk oleh budaya dan dapat berubah dengan perkembangan zaman.
Perbedaan gender sebenarnya bukanlah suatu hal yang harus dipermasalahkan, sepanjang tidak menimbulkan ketidak adilan. Misalnya jika pekerjaan rumah ibu rumah tangga dianggap lebih rendah sehingga bisa suami yang merasa superior lalu ia menindas istrinya maka dalam hal ini perbedaan ini menjadi masalah.  

Arah Perkaderan IMMawati

gambar minjam dari : http://immawatiwaddah.blogspot.com
Sebagai gerakan pembaraun Islam, Muhammadiyah sejak awal telah memberikan peluang yang besar bagi kaum wanita untuk turut berpartisipasi dalam upaya mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hal itu terbutkti dengan didirikannya Aisyiyah, atau Nasyi’atul Aisyiyah sebagai wadah perjuangan bagi kaum wanita. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu ortom Muhammadiyah tentu mendukung penuh hal tersebut, sehingga di dalam tubuh IMM terdapat bagian atau divisi khusus tempat IMMawati (sebutan bagi kader wanita IMM) untuk mengaktualisasikan diri, yakni bidanbg IMMawati.
IMM Cabang AR. Fakhrudin sebagai salah salah satu cabang dari pohon besar IMM tentu saja memiliki garis perjuangan dan kebijakan yang sama berkaitan dengan masalah peran wanita. Wanita menyimpan potensi yang besar untuk menjadi bagian dari upaya memperbaiki bangsa, paham keagamaan yang dianut oleh Muhammadiyah memberikan kesempatan untuk itu. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun kesadaran wanita bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat, sehingga mereka tidak melulu menjadi penderita dari pola patriarkhis berlebihan, namun mereka memiliki daya untuk berjuang mengubah keadaan. Gender awareness, itulah yang perlu ditumbuhkan dalam diri kaum hawa, dan terlebih pada mahasiswi sebagai generasi terdidik. Dalam hal inlah keberadaan bidang IMMawati di cabang AR. Fachruddin menemukan relevansinya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...