oleh : IMMawati Dini Fitrah Eristanti
ibu ; penentu masa depan bangsa/ sumber gambar : muslimmatter.com |
Sering dalam lembaga pendidikan, sekolah misalnya, saat mengetahui
sifat anak maka akan bertanya didikan rumah seperti apa yang lantas menjadikan
anak tersebut baik atau justru sebaliknya. Itulah dampak dimana seorang anak anak
akan memiliki tabiat baik atau tidak. Karena pendidikan rumah merupakan tempat
awal seorang anak sebelum menginjak dan bereksplorasi pada hal-hal di luarnya
yang lebih kompleks untuk pengetahuannya. Sehingga sulit dipungkiri jika
keterlibatan didikan seorang ibu akan membentuk karakter anak yang pada
akhirnya berpengaruh pula pada kualitas moral generasi bangsa. Bagaimana sebenarnya peranan seorang ibu dalam memberikan
pendidikan paling dasar dan membentuk karakter anak? Seberapa berpengaruhkah
peran keterlibatan didikan ibu terhadap anak untuk membangun bangsa yang lebih
maju?
Pendidikan
Aplikatif Ibu
Tugas sekaligus peran
keibuan merupakan tugas paling terhormat di dunia ini dan dinilai tak
tergantikan. Pertumbuhan
generasi suatu bangsa pertama kali berada di tangan ibu. Di tangan seorang ibu
pulalah pendidikan anak ditanamkan dari usia dini. Asupan pendidikan yang dimiliki
ibu sangat berpengaruh terhadap cara ibu mengasuh, apakah dengan penuh
kelembutan, kesabaran dan kasih sayang, ataukah dengan caci maki, kekerasan dan
amarah, serta penolakan membentuk perilaku anak. Memang tidak seratus persen
benar jika ibu yang fulltime berada di rumah akan menjadikan
anak-anaknya sebagai generasi yang berkualitas. Bagaimanapun, pencapaian
kualitas waktu yang diluangkan berhubungan langsung dengan kuantitas waktu yang
diluangkan ibu untuk mengasuh dan membimbing anak-anaknya. Karena awal usia
pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik maupun emosional tidak bisa
dilepaskan dari peran seorang ibu.
Didukung dengan sifat alamiah seorang anak yang polos, ia sangat
dimungkinkan meniru perilaku orang terdekatnya, anak akan paling banyak
mengambil teladan. Dalam bentuk kemandirian misalnya, ibu mengajarkan anak agar
makan sendiri, memotivasi anak agar merapikan mainannya usai bermain, mencari
barangnya sendiri yang hilang, dan
menyiapkan alat tulisnya saat hendak berangkat sekolah. Bentuk lain untuk
menumbuhkan keberaniaannya, seperti memotivasi anak untuk segera bangun ketika
terjatuh saat belajar berjalan, melatih anak bergaya di depan cermin agar
berani tampil di depan kelas, atau terus membimbing mereka ketika jatuh bangun
belajar naik sepeda. Dengan menanamkan hal-hal tersebut pada anak maka
disitulah kedisiplinan akan terbentuk dan tercetak. Sekilas memang tampak
sangat sederhana, namun dari hal ‘penanaman’ yang terkecil dan berkesinambungan
itu sangat berpengaruh pada fisik, psikis, dan karakter anak.
Pendorong
Kesuksesan Generasi Bangsa
Arus globalisasi akan terus mengancam siapa saja. Esensinya,
tantangan ini hampir tidak mungkin dapat dibendung. Dengan keberadaan kondisi
tersebut maka penyikapan kita harus sangat bijak, teliti dan cerdas. Maka hal
ini sangat bersangkutan dengan urgensi peran ibu dalam mengarungi perjalanan
peradaban dunia ini. Mengingat objek pengawasan ibu adalah anak-anaknya yang
hidup di masa sekarang yang akan melanjutkan ‘estafet kekhalifahan’ bangsa.
Dengan pendidikan, ibu dapat mengentaskan kebodohan dan melahirkan
tunas-tunas bangsa yang berakhlaqul karimah dan berilmu. Seorang ibu yang
cerdas adalah ia yang paham bagaimana cara yang efektif untuk mengemudikan
pergaulan anaknya. Tak salah bila akar dari kebangkitan sebuah keluarga dan
bangsa adalah pendidikan seorang ibu. Sebagaimana Rasulullah bersabda bahwa wanita adalah tiang negara. Definisi sebagai tiang negara adalah bahwa
pendidikan, pembinaan dan pendampingan anak oleh ibu dalam mencetak generasi
yang berkualitas, merupakan faktor utama yang dapat mendorong keberhasilan
generasi bangsa. Sangat dimungkinkan anak akan sangat merasa percaya diri jika
dalam proses menuju pencapaian aktualisasi diri dan kedewasaannya terus
termotivasi dalam ‘rangkulan’ didikan seorang ibu.
Memang perlu kesabaran, keikhlasan, kebijaksanaan,
kelembutan serta keuletan dalam proses mengantarkan anak ke gerbang dimana anak
akan dihadapkan pada realitas kehidupan yang sesungguhnya. Bukan lingkup masyarakat mikro saja, namun perlu diarahkan
pula pada kesiapan psikis dan wawasannya untuk terjun di masyarakat luas dan heterogen.
***
Peran
ibu dalam pendidikan anak-anaknya tak perlu diragukan lagi. Membangun bangsa
berawal dari sebuah keluarga. Dalam keluarga inilah, ada seorang ibu yang
memiliki tugas dan peran yang sangat penting. Ibu sebagai parameter dalam
mencetak generasi muda yang bermoral dan berbudi pekerti luhur. Inilah salah
satu wujud yang diamanahkan oleh Allah untuk mendidik anak secara jasmani dan
rohani. Ibu pun yang menjadi bagian terpenting dalam upaya perbaikan moral
suatu bangsa. Tetapi bukan berarti menyampingkan pendidikan formal seperti
sekolah, karena pendidikan yang diberikan di sekolah merupakan jembatan
penyempurna dalam asupan didikan anak.
Namun perlu diperhatikan pula, demi kontribusi pada tata letak
kesuksesan generasi bangsa, tak ada alasan bagi wanita untuk tidak mengenyam
pendidikan, jangan terus berkutat dalam anggapan bahwa eksistensi wanita hanya
di dapur saja. Karena sebenarnya, kebangkitan sebuah bangsa juga berasal dari
sentuhan tangan seorang ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar