SEKIMM, Ruang Sidang Fakultas Ekonomi UMY, 09/03/2013
Oleh : Ustd. Syakir Djamaluddin
Alhamdulullah, setelah sempat agak fakum karena awak-awak utamanya sibuk menjalankan misi PC AR yang lain, Sekolah IMMawati kembali melanjutkan kajiannya. Kali ini tema kajian adalah pernikahan, tema ini cukup sentral dan urgen mengingat institusi ini lah tempat dinamika relasi maskulin-feminin terjadi begitu intens. Institusi pernikahan pula lah yang menjadi lembaga utama untuk mencetak generasi Islam pelanjut perjuangan kelak. Berhubung semua peserta SEKIMM belum ada yang menikah, jadi kajiannya diberi judul kuliah pra-nikah, yang ternyata berubah arah menjadi motivasi menikha. hehe. Wajar saja pertemuan SEKIMM kali ini arahnya agak-agak menjurus ke motivasi nikah karena yang menjadi pemateri adalah Ust Syakir Jamaluddin. Beliau bisa dikatakan sebagai pemerhati masalah pernikahan dari perspektif hadis yang merupakan studi mayor beliau. Bukunya yang baru saja terbit dan mendapat sambutan hangat adalah "Etika Bercinta Menurut Rasulullah", sebuah kajian hadis tentang hubungan suami istri. Satu lagi fakta yang membuat pemateri ini menjadi semakin menarik adalah beliau ini contoh nyata dari plesetan anak-anak IMM selama ini "Immawan untuk Immawati" :D ; Beliau menikahi rekannya di Ikatan ketika masih mahasiswa. "Kenekatan" karena takwa.
Dalam surah an-Nisa : 1, manusia diingatkan agar bertakwa kepada Allah yang telah menciptakan
mereka dari jiwa yang awalnya satu, lalu menjadi lelaki dan perempuan. Hakikatnya
yang memang berasal dari jiwa yang satu, membuat manusia lelaki dan perempuan
memiliki rasa ketertarikan. Hikmah diingatkannya manusia agar bertakwa
hingga dua kali (pada awal dan akhir
ayat) pada ayat ini kembali lagi kepada relasi lelaki dan perempuan. Relasi
tersebut harus dilandasi, dijaga, dan diarahkan oleh ketakwaan kepada Allah. Takwa
adalah kehati-hatian agar tidak terjatuh ke dalam hal-hal yang mendatangkan
murka Allah. Jalan untuk mewujudkan hubungan yang dibingkai takwa telah diatur oleh
syari’at Islam, yakni melalui institusi pernikahan.
ustad Syakir menjelaskah hadis "motivasi nikah" |
Rasulullah saw telah mewasiatkan kepada seluruh pemuda-pemudi Islam
agar menikah jika telah mampu, jika belum maka ia hendaknya berpuasa (HR. Jama’ah).
Di dalam hadis tersebut, nikah adalah alternatif pertama. Pernikahan adalah
jalan terbaik untuk menyelamatkan pemuda-pemudi Islam. Puasa di dalam hadis
tersebut dijadikan alternatif kedua jika para pemuda-pemudi Islam memang sama
sekali tidak mampu untuk menikah. Puasanya pun, tegas pemateri, bukan puasa biasa tapi bisa dikatakan puasa plus
plus. Plus menahan diri dari hal-hal yang bisa membuat kita melanggar batas
dalam relasi lelaki-perempua yang belum halal.
Side story ; Proposal
Pernikahan
Pak Syakir menikah ketika masih berstatus mahasiswa, istrinya masih
mahasiswi, keduanya masih anggota IMM. Tapi dengan yakin pada janji Allah, barang
siapa yang bertakwa kepada Allah maka Ia akan menjadikan baginya jalan keluar
dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangkanya. Pak Syakir muda pun menawarkan proposal nikah 8 halaman yang
sebagian besar adalah al-Qur’an dan hadis. Beliau juga meyakinkan bahwa
permintaanya untuk segera menikah juga sebagai bentuk rasa sayangnya kepada
kedua orang tuanya, agar mereka tidak dimintai tanggung jawab oleh Allah jika
putra mereka terjatuh kedalam maksiat yang tidak bisa dijamin.
Beliau yakin, bahwa jodoh adalah perkara gaib, maka kita harus mengkonsultasikannya
kepada Yang Maha Tahu Perkara Ghaib. Beliau istikharah, lalu “nembak” dan
langsung menegaskan bahwa dia memang ingin M. E. N. I. K. A. H., bukan pacaran.
Ternyata Allah juga memberinya seorang istri yang benar-benar steril ; tidak
pernah menambatkan hatinya pada siapapun. Maka jadilah mereka keluarga sakinan
(Syakir Aminah J ) mereka memag tertatih-tatih bahkan baru memiliki rumah setelah
20 tahun menikah. Namun mereka bahagia. Sangat bahagia.
Jawaban dari istikharah bisa dalam banyak hal, salah satunya adalah
kemudahan jalan. Pak Syakir yang ketika itu dituntut oleh (calon) mertuanya
agar cepat selesai dan Allah memberinya banyak kemudahan untuk menyelesaikan
skripsinya.
Perkuliahan dan Pernikahan
Perkuliahan dan pernikahan tidak boleh dibenturkan, keduanya
terlalu berharga untuk dikorbankan. Jadi selama masih kuliah, memang menjadi
kewajiban orang tua masing-masing untuk membiayai perkuliahan. Kita tidak boleh
terlalu idealis tanpa manajemen yang baik. Tentang perkuliahan dan pernikahan,
mencari jodoh untuk menikah yang baik bisa mencarinya di majelis-majelis yang
baik selama kuliah ; organisasi mahasiswa yang baik, kajian-kajian, dan
sejenisnya. Hal semacam itu bukanlah hal yang tabu.
Lalu bagaimana jika kita masih agak ragu? Bagaimana jika masih
takut karena lelakinya masih belum mapan. Kita harus kembali pada hukum-hukum
melakukan pernikahan. Hukumnya bisa beragam sesuai kondisi masing-masing ; bisa
wajib, sunnah, makruh, mubah, dan haram. Kondisi sekarang ini, dengan semua
kemajuan teknologi, pertukaran informasi, komunikasi yang kian mudah, semua
kondisi ini menyebabkan perlunya
pernikahan segera dilakukan oleh pemuda-pemudi Islam. Jika tidka wajib maka
sunnah.
Pertanyaan-Pertanyaan
1.
Bagaiman
mengetahui lelaki yang memiliki tanggung jawab?
Ø Tanyakanlah kepada teman-teman dekatnya. Tapi pastikan bahwa
temannya itu juga tidak punya perasaan kepadamu.
Ø Menyeleksi sendiri bisa menjadi proses gambling.
Ø Jika sudah punya cukup informasi dan sudah sesuai keingingan kita
sebagai manusia, maka kita harus ingat bahwa ; persoalan jodoh adalah termasuk
hal yang gaib, misteri ilahi, maka konsultasikanlah kepada Yang Maha Tahu Perkara
Ghaib
Ø Jangan sampai melibatkan segala macam kesyirikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar