gambar minjam dari : http://immawatiwaddah.blogspot.com |
Sebagai gerakan pembaraun Islam,
Muhammadiyah sejak awal telah memberikan peluang yang besar bagi kaum wanita
untuk turut berpartisipasi dalam upaya mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Hal itu terbutkti dengan didirikannya Aisyiyah, atau Nasyi’atul
Aisyiyah sebagai wadah perjuangan bagi kaum wanita. Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah sebagai salah satu ortom Muhammadiyah tentu mendukung penuh hal
tersebut, sehingga di dalam tubuh IMM terdapat bagian atau divisi khusus tempat
IMMawati (sebutan bagi kader wanita IMM) untuk mengaktualisasikan diri, yakni
bidanbg IMMawati.
IMM Cabang AR. Fakhrudin sebagai salah
salah satu cabang dari pohon besar IMM tentu saja memiliki garis perjuangan dan
kebijakan yang sama berkaitan dengan masalah peran wanita. Wanita menyimpan
potensi yang besar untuk menjadi bagian dari upaya memperbaiki bangsa, paham
keagamaan yang dianut oleh Muhammadiyah memberikan kesempatan untuk itu. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah membangun kesadaran wanita bahwa mereka
adalah bagian dari masyarakat, sehingga mereka tidak melulu menjadi penderita
dari pola patriarkhis berlebihan, namun mereka memiliki daya untuk berjuang
mengubah keadaan. Gender awareness, itulah yang perlu ditumbuhkan dalam
diri kaum hawa, dan terlebih pada mahasiswi sebagai generasi terdidik. Dalam
hal inlah keberadaan bidang IMMawati di cabang AR. Fachruddin menemukan
relevansinya.
Penguatan Gender awareness menghendaki
adanya upaya edukasi bahkan advokasi bagi kader-kader IMMawati agar mereka
lebih partisifaif dan tidak bersiap apatis terhadap masalah kaum perempuan.
Namun demikian, perlu disadari bahwa penuntutan yang berlebihan terhadap
kesetaraan gender tidak selalu berarah positif. Pandangan ekstrim seksis yang
mengahadapi setiap wacana dengan paradigma pertentangan gender atau perjuangan
gender hanya akan melahiran kecurigaan, dan kepicikan antar-gender yang
berakhir kontra produktif seperti yang dialami oleh sebagain feminis
ekstrim.
Bagaimana pun kader-kader IMMawati
adalah kader-kader muslimah yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya sesuai cita-cita Muhammadiyah. Oleh karena itu,
paradigma yang hendak dibangun dalam gender awareness adalah paradigma
sinergitas perjuangan sang maskulin dengan feminim di dalam bingkai ajaran
Islam. Dalam upaya mewujdkan paradigma tersebut, selain upaya edukasi dan advokasi penyadaran gender (gender
awareness), kader IMMawati AR. Fakhruddin juga harus memperkuat pemahaman
keislaman mereka. Pola hubungan antara wanita dan pria yang telah diatur di
dalam al-Qur’an dan Sunah Rasulullah terus digali demi menciptakan konsep
hubungan antara gender yang sesuai dengan ajarah Islam. Dengan demikian
program-program kebijakan yang disusun oleh bidang IMMawati diarahkan untuk
mewujudkan hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar